Kita Bisa Menjadi Seperti Apa Yang Kita Cita-Citakan! - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kamis, 05 September 2013

Kita Bisa Menjadi Seperti Apa Yang Kita Cita-Citakan!




Oleh : Yerry Kogopa

Banyak orang takut membuat cita-cita, ia terbelenggu dengan kondisi dirinya, lingkungannya dan orang-orang terdekatnya serta pengalaman hidupnya. Akhirnya ia hidup mengalir begitu saja tanpa ada cita-cita yang jelas.

Cita-cita adalah gambaran atau keinginan yang secara pribadi harus mencapainya. 

Dalam hal ini, bahwa kita  harus berpikir dengan cara pikir atau maindset kita, untuk menyukseskan cita-cita kita. Maka, tentunya kita  akan berpikir bahwa kita akan seperti apa, mempunyai apa, siapa orang-orang tercinta yang akan mendampingi kita, apa yang akan kita lakukan untuk mereka, punya rumah di mana, pergi kemana, siapa yang akan menjadi kolega kita, dan semua gambaran indah yang kita inginkan di masa yang akan datang. 

Cita-cita merupakan kumpulan keinginan-keinginan yang disusun sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah drama situasi diri kita di masa mendatang, sebuah mimpi masa depan. Mungkin itu sebabnya orang barat menyebutnya sebagai dream.

Makin jelas bahwa sebuah mimpi akan semakin mudah membayangkan bagaimana cara untuk meraihnya, dan makin mudah pula mimpi itu menjadi kenyataan. Karena begitu jelasnya, sebuah mimpi ada pada diri pribadi, dan bahkan bisa menggambarkan tahap demi tahap bagaimana cara meraih impian tersebut. Setiap tahap disusun dan direncanakan, kapan tahap pertama dicapai dan kapan tahap-tahap berikutnya hingga ahirnya impian itu menjadi kenyataan.

Mimpi yang tervisualisasi dengan jelas itu dalam dunia professional disebut sebagai Vision, dan bagaimana cara meraihnya sering disebut sebagai mission, serta kepastian tahapan-tahapan yang akan dilakukan sering disebut sebagai Strategic Planning.

Cita-cita atau mimpi yang diyakini dengan sepenuh hati bisa melahirkan berbagai potensi kekuatan dari dalam diri. Pola pikir, sikap, keberanian, komitmen, perencanaan, tindakan yang konsisten, kesabaran, keteguhan, adalah potensi yang mendukung kita untuk meraih cita-cita. Semua potensi itu tidak akan keluar kalau kita tidak punya cita-cita.

Cita-cita juga menumbuhkan harapan dan doa. Doa merupakan potensi yang luar biasa untuk meraih cita-cita. Dalam AlQuran disebutkan “Mintalah kepada-Ku(Allah) niscaya Kuperkenan”. Kita tidak pernah berdoa kalau tidak punya kinginan atau cita-cita.Orang-orang sukses punya cita-cita yang jelas.

Setiap manusia punya keinginan, karena keinginan itulah yang menjadi motif dari setiap tindakan. Keinginan bisa jangka pendek atau jangka panjang. Keinginan-keinginan jangka pendek melahirkan tindakan-tindakan spontan, sedangkan keinginan-keinginan jangka panjang melahirkan tindakan-tindakan perencanaan itu yang disebut cita-cita

Orang-orang sukses mempunyai cita-cita yang jelas, aktifitas hidupnya terrencana, ingin menjadi apa lima tahun mendatang, terus apa yang harus dilakukan tahun depan, bulan depan, dan minggu depan. Terlepas dari keberhasilan atau tidak, berbagai kegiatan dan aktifitas sudah terprogram untuk menuju kepada sebuah tujuan tertentu yang mereka sebut sebagai cita-cita.
Sebaliknya orang kebanyakan memunyai cita-citanya kabur atau bahkan tidak punya cita-cita. Hidup bagi mereka mengalir begitu saja tidak tahu  apa yang mereka pekerjakan unutk mengejar impian mereka. 

Beranilah melahirkan cita-cita yang hebat, kemudian serahkan kepada Allah, yakinlah kepadaNya, karena Allah telah berfirman “…siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan siapa yang mengikuti perintahnya niscaya selalu dibukakan jalan keluar”. Dalam ayat yang lain disebutkan “barang siapa yang berserah diri kepada Allah, maka Allah akan mencukupi kebutuhannya”. 

Penulis : Yerry Kogopa Yang Sebagai Ketua OSIS SMK Tunas bangsa, Mimika, Papua

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here