Catatan sejarah |
Mobu dalam bahasa Mee merupakan
keadaan kenyang, aman, damai, tenang, puas, dan lolos dari ancaman. Keadaan ini
merupakan keadaan dinamis, karena mobu merupakan keadaan inisial (awal).
Kemudian, Ayii dalam bahasa Mee merupakan keadaan keselamatan
kekal. Keselamatan kekal yang tentunya berpangkal pada sang penyelengara
hidup, yakni Ugatamee ( Maha pencipta). Oleh karena itu, Bunai Menulis bahwa,
menurut MEE terungkap dalam dua istilah yakni Mobu dan Ayii. Mobu yang
adalah puas, tenang dan damai dari ancaman. Kemudian, Ayii adalah setelah Mobu
yang kemudian muaranya adalah sang khalik. Yakni Keselamatan Kekal.
Buku ini menceritakan soal
keselamatan Menurut Mee sesuai skripsi yang kemudian dibukukan ini. Bab
Pertama, menguraikan mengenai soal latar belakang, perumusan masalah,
tujuan mamfaat penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan dari
skripsi yang kemudian menjadi buku ini.
Bab kedua
menguraikan mengenai konsep dari mobu dan ayii. Misalnya mobu
sebagai keselamatan awal . Kemudian pengertian Ayii. Misalnya sesuai beberapa
sebutan yang biasa dipahami dan didegar oleh manusia mee. Misalnya, Ayii Mee (
orang yang selamat), ayii makida ( tempat keselamatan ), Ayii Manaa
( sabda keselamatan), Ayii tai piyaiye ( sarana keselamatan) dan ayii tii (
lolos/ hidup kekal ).
Bab ketiga berisikan
mengenai cara untuk memperoleh keselamatan kekal. Awalnya Bunai menguraikan
mengenai prinsip dasar orang MEE. Kedua, bunai menguraikan mengenai nilai-
nilai universal yang dimiliki juga oleh manusia Mee di Papua. Contohnya soal
Ipaa (Rasa kasihan, Kasih sayang, Cinta kasih), Maa (sungguh benar, percaya),
Enaimo (bersama, bersatu, solider), dan Ideide (Gembira, bahagia, senang).
Ketiga, Bunai menguraikan mengenai Norma- Norma Moral yang dikenal juga dari sejak
dulu oleh Suku Mee. Keempat, Bunai juga menguraikan tentang bagaimana menjaga
relasi dengan ilahi, totem, roh pemelihara kebun, roh tempat keramat, dan roh
pelindung rumah. Terakhir bunai menguraikan mengenai upacara- upacara adat Mee
dalam rangka menjaga keharmonisan, keselarasan dan keteraturan dengan semua
untuk menuju MOBU dan AYII.
Bab empat menjelaskan juga
mengenai pengakuan orang yang mengalami Mobu. Dan Bunai menulis beberapa
Istilah yang sering dikenal juga oleh orang mee. Dimi Yago Mee ( orang yang
punya akal budi), Dimi animakita Mee ( orang yang bepikir tenang, tabah dan
sabar), Dimi Epii Mee ( orang yang bijak), Kabo Yago Mee ( Orang yang
memunyai landasan) dan Tonawi Mee ( Orang kaya yang berpengaruh dalam tuturan
dan tindakan). Ini adalah Sebutan untuk orang- orang yang telah mengalami Mobu.
Mobu yang adalah Keselamatan Awal. Karena Ayii Adalah Keselamatan Kekal.
Jadi Jelaslah bahwa Mobu
adalah Keselamatan Awal. Kemudian, Ayii Adalah keselamatan Kekal. Keselamantan
kekal bersama sang penyelenggara Hidup. Inti dari mobu dan ayii adalah
bagaimana menjaga keselalarasan, keserasian, keharmonisan, dan keteraturan
dengan diri dan diluar diri terutama Ugatame ( Maha Pencipta). Dirinya
sebagai pusat keharmonisan, keselarasan dan keteraturan itu.
Disini, saya belum menemukan
soal, bagaimana hubungannya dengan Touye Manaa. Touye Manaa yang kemudian
dihubungkan sebagai sifat nilai mesiatik tradisonal Mee dari sejak dahulu.
Kemudian, memang tidak pas ketika kita lewatkan tulisannya Obeth Natalis Badii,
Viktor Pieter Feliks Kudiay, Manfret Mote, Yulianus Vinsentius Mote, Yohanes
Agustinus Tatogo, dan Neles Tebai yang menjadi sumber referensi adanya skripsi
dan atau lebih tepatnya, adanya buku ini. Tetapi Saya kira buku yang
ditulis oleh Bunai ini luar biasa, tepat, dan kaya dengan informasi untuk kita
baca sebagai Proses PENCERAHAN. Pencererahan kemudian demi keselamatan
inisial (awal) dan kekal.
Dari Menutub Bab kesimpulan dan
saran, Penulis Bunai menyarankan agar karya pelayanan pemerintah maupun pastoral
dapat memperhatikan soal nilai tradional karena hingga kini nilai- nilai
tradisional ini masih dihayati di suku Mee di Papua.
Tulisan ini kutipan-kutipan dari Buku jalan menuju keselamatan. Yeri
Mdai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar