HATI CEPAT LAMBAT DI KATA PANTAI HOLTEKAM - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Rabu, 25 September 2013

HATI CEPAT LAMBAT DI KATA PANTAI HOLTEKAM


BUNYI PUISI, KAU AKU DAN DIA IKATAN APOGO KU
HATI CEPAT LAMBAT DI KATA, TANJAPAN CEPAT LAMBAT MENGOLAH

Saat Melamar Puisi Di Pantai Holtekam
Hari menangis
Ketika pagi tiba salaju mendingin tubuh ku ini
Angin laut pantai HOLTEKAM
Ratusan mahasiswa Apogo meriah acara perkenalan
Aku melihat  disana sang seorang memikul janji-Nya
Apaka malu ? apakah takut ?
Mungkinkah iya atau dia ditelan putus asa
Disetiap  sudut malam telah dicari-Nya
Ku tidak menemukan apa-apa?
Apa lagi dia yang menemui iya
Ternyata panitia yang menemani-Nya
Terlalu jauh ketika ku memiliki-Nya
Lumayan menarik jika kau mendapati dia yang menemani iya
Mengapa tiada juga jawaban        
Disini Aku, disana iya dan dia?
Jika kita ketemu
Ketemu di puncak kediaman kau aku dan dia
Ia pun terdiam lelah dan menyerah
Dalam lamunan, kekeosongan fikiran
Mendekati dan mendapatkan hawa menarik bagi-Nya
Agar, iya sehat dalam dunia kecewa
Kecewa pengaruh dari keseriusan kita
Iaya pergi kecewa, sementara aku berada disini
Bukan aku
Tetapi diantara kau aku dan dia ataupun dia dan iya
Ketika ku melihat sejauh mungkin sesaat itu
Angin sunyi hembusan sepi diantara menyepi sendiri
Awan tersedu dalam keadaan aman
Yerino dan teman-teman Panitia membasahi air  dan pasir tapi  hujan yang tertahan
Ketika kau pulang secepat
Dirumah yang jauh di pelabuan mandala
Jangan pernah mengingat seperti yang dulu
Perjumpaan Stasiun kereta di bukit tinggi diatas TRUK
Ketika kau merindukan derita ini
Ibumu rembulan malam itu pun tiba
Menemukan seekor burung yang menginap di kediamn-Ku
Malaikat cinta turun berkereta 
Hijau-hijau dedaunan pohon cemara
Hutan turun menertawa
Aku di dampingi ketakutan
Dikepali Mas sopir
Menuju kota Jayapura
Ku rasakan tapi tak rasakan-Nya
Tentu kau tak serius
Serius hanya  menikmati pasir putih pantai HOLTEKAM
Iya pulan dirumahn-Nya
Iya sedang sedih diantara kekecewaan
Membumi yang salah memandang
Pura-pura mendamaikan dunia dewa iya alami saat itu
Kau dan aku menyapa di bukit kerinduan
Mendasari di lubuk hati yang terdalam
Menyapa-Nya, mengapa kau membiarkan kepedihan hati-Mu mengejek-Mu
Sia-sia doa-Mu
Kaupanggil dengan serumu tiada memberi jawaban,
Disini aku”
Mengapa tak kau memanggil lagi nama-Nya??
Dan menyesalkah hati-Mu, Merindukan akan diri-Nya,
Bagai saat hari kesepian seperti bulan muncul ketika matahari berlarut malam.

By, Yerino G. Madai
Pantai Holtekam 15/09/2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here