CINTA DEPAN BULAN PURNAMA CERITA ENAK, DAN CINTA BELAKANG BULAN SABIT CERITA BOSAN - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Sabtu, 19 Mei 2012

CINTA DEPAN BULAN PURNAMA CERITA ENAK, DAN CINTA BELAKANG BULAN SABIT CERITA BOSAN


Oleh: Yerino Germanua Madai
Awal yang ceria berucap kata antara sepihan hati ke hati melalu desa jiwah yang terasa indah dan madu asli asmara.

Engkau bisikin kata cinta dalam ukiran batu yang telah dampar dalam kesepian tepi lautan. Engkau ucapkan janji dalam aliran darah yangg mengalir dalam pembuluh nadi rindu. Indah terasa kita berpadu asa menyatukan dua hati dalam satu ikatan cinta namu terjadilah bulan purnama bulan depan dan cerita belakang memeluk bulan sabit.

Sejak pertama kali melihat pancaran cahaya keindahan seperti terbitnya bulan purnama, itu, jiwa langsung bergetar karena cinta. Merasakan keharuman cinta telah memberikan ketenangan jiwa. Tiada yang melintas dalam angan selain keindahan mata cinta dan tiada suara yang lebih merdu dari pada suara cinta tetapi belakangan ini kau menarik sampai bulan ini telah terbentuk bulan sabit.

Cinta yang terasa ibarat menuai dalam kisah hari-hari dan waktunya yang terus kita lalui bersama. Lalu kita ambil sebuah benih cinta dan memakanya merasakanya manisnya bagai madu asli pilihan. Lezat seperti musim bunga dari taman yang baru kau tanam itu?. Sangat menyenangkan Laksana anggur wangi bak wangi-wangianan dari melati Gunung.

Wahai terkasih. Disaat cinta telah mengakar didalam jiwa, serta dari waktu ke waktu cinta itu telah tumbuh subur dikedalaman hati, rasa itu hanya kita yang tahu. Tahukah engkau kekasih, tidak ada obat yang mujarab mengobati luka bila tertusuk duri asmara.

Wahai terkasih, Tenanglah meskipun prahara yang mengamuk mencerca bisikan batinmu. Dan gua-gua lembah takkan menggemakan bunyi suaramu?. Tenanglah hati kita hingga fajar tiba, karena penantian dengan kesabaran menyambut pagi hari yang akan memeluku dengan semangat dan kehangatan sore hari.

Wahai terkasih, lihatlah benih cinta ini yang telah kita sirami hingga menjadi bunga cinta diseberang lautan, dimana tiada suatu wujudpun yang dapat menyembunyikan dirimu dari jiwaku dan bulan yang kau tari sampai saya belum melihatnya.

Melalui pancaran mata, jiwa kita seolah menyatakan tidak ingin berpisah namun karena ya kamu telah berubah situasi yang ada, Engkaulah pasangan bagi jiwaku rasanya, namun yang kekal dan abadi. Bila panah cinta telah menghujam hati dan jantung dan disana engkau akan mendengar suara batin kita melantunkan bait-bait cinta yang dihiasi oleh senyum dan tangis rindu, namun tetapi kau hiasi  dengan kesedian yang baru baru kau hiasi itu.

Hati kita akan menjadi tempat  keagungan kisah cinta kita, serta bahu kita adalah hambatan rindu kita. Serta dada kita akan menjadi bubur bagi penderitaan kita. kita akan selalu saling mencintai sebagai padang rumput yang luas mencintai bunganya yang terindah diantara keindahan.

Itulah hakekat dan kisah cinta, kita ceritakan segala isi hati dan tak ada yang disembunyikan agar kita tahu, pintu-pintu hati kita selalu terbuka untuk menanam dan menuai tentang cinta kita. Diujung rindu dan harap kita selalu menanti kehadiran. Dan yakinlah semilir angin akan mengabarkan dan membisikkan semua ini hanya kepada kita. Yang menceritakan segala hal tentangmu dan tentangku dalam diary-diary terkasih.

Wahai terkasih dalam untaian waktu yang telah terlewati, genggamlah benih-benih cinta kita yang terwujud dalam sanubari kita hingga menggapai kebahagiaan cinta yang diiringi Ridu-Nya untuk menggapai kisah cinta yang sekian, bawalah dalam suatu ikatan cinta yang tak terpisahkan.

Terjadinya Bulan Purnama Menarik Sampai Membentuk Bulan Sabit Hanya Karena Tiada Kata “SETIA Dan Saling KEPERCAYAAN”. 

Penulis Mahasiswa  yang Kuliah di Kota Gudeng Yogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here