Cinta pergi Memang Wajah Sakit. |
Nabire Tanpa Alas Kaki,
Anita sudah tidak tahan lagi melihat seyuman Karta. Rasanya ia ingin
melemparkan sepatunya ke muka pria yang telah hidup bersamanya selama 2 tahun.
Tapi tidak mungkin hal itu dilakukannya, karena sekarang ia sedang berada di
ruang pengadilan, pengadilan yang sedang memutuskan gugatan cerai yang
diajukannya. Bagaikan mimpi Anita menarik nafas dalam-dalam,..secara perlahan
tapi pasti semua gambaran peristiwa-peristiwa masa lalu bersama dengan
suaminya…ups mantan suaminya , mulai melintas satu demi satu melalui
pikirannya. Peristiwa pertama yang paling diingatnya adalah konflik besar yang
terjadi kira-kira sebulan yang lalu…dan itu terjadi di kantor Karta..
Satu Bulan yang lalu
Saat itu masih pagi dan hari itu
adalah hari ulang tahun Karta suaminya, tapi hal itu tidak membuat kakinya
berlambat-lambat. Dengan sigap Anita melompat dari taxi yang mengantarnya ke
kantor suaminya yang berada di wilayah elite di kotanya. Sapaan dari
karyawan-karyawan suaminya tidak ditanggapi. Bagaikan terbang ia menaiki semua
anak tangga yang menuju ruang kerja suaminya. Jantungnya langsung berdetak
dengan kencang dan wajahnya terasa panas saat ia melihat dari jendela kaca
ruang kerja suaminya terlihat Nina…yah betul itu teman SMA suaminya yang
sekarang juga menjadi sekretarisnya sedang mencium bibir suaminya…. Dengan
sekuat tenaga ditendangnya pintu ruang kerja suaminya sampai pecah, dan pecahlah
perkelahian yang mengubah kantor yang elite menjadi kapal pecah. Saat itulah,
Anita dengan bulat hati menyatakan keputusannya untuk bercerai, dan disambut
Karta hanya dengan senyuman .. Uuh..gubraak….
Setahun yang lalu
Peristiwa tersebut bukanlah
terjadi dengan sendirinya, sambil meremas jarinya sendiri Anita mengingat
betapa sebenarnya sudah sejak setahun yang lalu setiap kali kalau mereka
bertemu dengan teman-teman suaminya terutama dengan si Nina
ini,..suaminya…huh…Karta, langsung akrab bercanda dengan mereka meninggalkan
dirinya yang hanya menjadi penonton saja..
“Ah…seharusnya aku tidak perlu heran dengan sikapnya itu “ Tiba-tiba saja, ia diingatkan dengan kejadian yang menjengkelkannya di saat honeymoon di Eropa.
“Ah…seharusnya aku tidak perlu heran dengan sikapnya itu “ Tiba-tiba saja, ia diingatkan dengan kejadian yang menjengkelkannya di saat honeymoon di Eropa.
2 Tahun yang lalu – Saat
Honey Moon di Paris
Indahnya kota Paris,…HoneyMoon
di luar negeri di Eropa dan di Paris lagi,…seharusnya aku sangat bahagia,
karena ini adalah impianku sejak lama. Tapi ternyata tidak seperti itu, tapi
justru di tempat yang seindah ini aku seperti sedang bersama seorang yang
asing. Mengapa tidak ? coba bayangkan, dia tidak pernah meninggalkan BB-nya, di
mana saja bahkan saat kami sedang menikmati wine di Café de Flore yang
romantic, mata dan tangannya tidak pernah lepas dari benda laknat itu. Kalau
ditanya siapakah orang yang diajak chatting, tidak pernah dijawabnya. Memang
waktu itu aku membiarkan saja dan banyak minum wine sampai mabuk.
Huuuh,…bukan hanya saat HoneyMoon saja, tapi juga saat resepsi di Bali…
Huuuh,…bukan hanya saat HoneyMoon saja, tapi juga saat resepsi di Bali…
2 tahun yang lalu – Saat
Resepsi di Bali
Seharusnya dari saat resepsi
ini, aku sudah dapat mengenal siapa sebenarnya Karta,…huh…tapi glamour dan
mewahnya resepsi yang dibuatnya di pulau Dewata ini membuatku mengabaikan
semuanya. Karena begitu terpesonanya aku dengan kemewahan …bak putri
impian..aku bahkan tidak sadar bahwa sebenarnya selama resepsi itu, Karta tidak
pernah…huh…jarang sekali memperkenalkan diriku dengan teman-teman sekolahnya
dulu terutama dengan si “pelacur” itu. Karena setiap kali ia bertemu dengan
temannya, secara refleks ia meninggalkan diriku yang sedang membanggakan
perhiasan yang kupakai kepada semua teman-teman kantorku yang terus
mengerumuniku seperti “laron”. Saya lupa karena sebenarnya saya sudah
diperingatkan oleh sahabatku saat kami merencanakan pernikahan sekitar 6 bulan
sebelum kami menikah.
2 ½ tahun yang lalu
Waktu itu Lucy, sahabatku
mencoba menasehatiku bahkan sampai memarahiku, karena keputusanku untuk menikah
dengan Karta, sang pengusaha muda yang ganteng dan kaya, pujaan hati yang baru
kukenal 3 bulan melalui facebook. Lucy berusaha menyadarkanku bahwa terlalu
berbahaya untuk langsung ambil keputusan menikah dengan orang yang baru
dikenal. Tapi waktu itu aku tidak menggubris nasehatnya, apalagi saat ia
menyarankanku untuk diayomi hubungan kami dalam Pelayanan Bimbingan PraNikah
yang ada di jemaat tempat kami beribadah,….ah…buatku waktu itu, hal tersebut
sangat tidak perlu dan sangatlah kuno, bukankah aku sudah cukup dewasa bahkan
secara rohani aku sudah dipercayakan berkali-kali sebagai Pemimpin Komunitas
Sel. Lagipula, siapa Lucy ? bukankah ia hanya anggota komsel saja, lagipula dia
kan belum mendapatkan pasangan seperti aku,…huh..jangan-jangan dia menyarankan
ini itu karena iri dengan keberuntunganku. Tapi ternyata….
Sejujurnya Tuhan pernah berbicara di hatiku saat aku baru menaruh simpatik dengan chatting-chatting dari Karta, kira-kira 32 bulan yang lalu ( 2 ½ tahun + 2 bulan = 32 bulan ), yaitu saat aku membaca artikel BPN di majalah BUILD yang terbit di bulan itu.
Sejujurnya Tuhan pernah berbicara di hatiku saat aku baru menaruh simpatik dengan chatting-chatting dari Karta, kira-kira 32 bulan yang lalu ( 2 ½ tahun + 2 bulan = 32 bulan ), yaitu saat aku membaca artikel BPN di majalah BUILD yang terbit di bulan itu.
32 bulan yang lalu
Sepanjang aku membaca artikel
BPN yang dimuat dalam majalah BUILD yang kupegang, aku menyadari bahwa suara
yang terus menerus mengingatkan aku tentang hubunganku dengan Karta, dan aku
tahu itu adalah suara Tuhan Yesus, pribadi yang telah membimbing aku sejak aku
lahir baru. Tapi saat itu aku memilih untuk menyerah kepada imajinasiku untuk
bisa segera memiliki seorang pemuda yang ganteng, kaya dan hangat yang bernama
KARTA, saat itu juga majalah tersebut kutinggalkan di kursi ibadah.
Aku tidak penah melupakan itu….Yah…seharusnya 32 bulan yang lalu Tuhan sudah berbicara melalui artikel tersebut supaya aku bisa ditolong dan tidak perlu mengakhiri cintaku kandas di pengadilan seperti ini….( TAMAT )
Aku tidak penah melupakan itu….Yah…seharusnya 32 bulan yang lalu Tuhan sudah berbicara melalui artikel tersebut supaya aku bisa ditolong dan tidak perlu mengakhiri cintaku kandas di pengadilan seperti ini….( TAMAT )
Ini adalah kisah fiksi, tapi
bukan tidak mungkin dapat menjadi kenyataan jikalau kita mengabaikan suara DIA
yang telah memperingatkan kita. Pelayanan Bimbingan Pra Nikah dibentuk karena
Hati Tuhan sendiri yang tidak rela melihat cinta anak-anakNYA harus kandas di
tengah jalan… Yerino Y Mdai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar