KEPALA-KEPALA DESA BUKAN JABATAN ESELON YANG BEBAS DI COPOT - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 09 Oktober 2018

KEPALA-KEPALA DESA BUKAN JABATAN ESELON YANG BEBAS DI COPOT


Deiyai Tanpa Alas Kaki, Deiyai bukan tempat permusuhan keluarga dan ancaman realitas social. Saat ini pemerintah daerah  terutama Dinas BPMK Kabupaten Deiyai memainkan dan merusak Kondisi daerah secara kasar dengan cara tidak benar memberikan SK Kepala-kepala desa baru secara tidak wajar, kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Kepala-kepala desa bukan jabatan eselon yang bebas di Copot. Namun kepalah desa adalah pemerintah terkecil yang berarti bisah dipilih berdasarkan Pemilihan.

Kata Kepala desa Edarotali Benyamin Adii kepada Media Rabu 10/10/2018 mengatakan, SK  saya ini Bukan SK Bapak BPMK Kabupaten Deiyai tetapi SK dari  Kementerian Negara Republik Indonesia berdasarkan rekomendasi Rayat Edarotali.  ini bukan SK sekarang dan bukan juga  Desa-desa Pemekarang Baru yang diberikan Oleh Bapak Bupati Deiyai.

 SK  Desa Edarotali ini bukan SK sembarangan  dan secara voting tapi berdasarkan SK pemilihan Desa, sejak Kabupaten Deiyai  ini berada di bawa Bupati Paniai/ Desa lama /Dari SK Kabupaten Paniai yang ditanda tangani oleh Yanuarius Dow SH.M.hum, Bukan SK bapak Bupati Dance Takimai, ini saya jujur, Punggasnya.

Lanjutnya, Dalam pemilihan Kepalah Daerah Bupati Deiyai tahun 2018 ini, Kami kepala-kepala Desa yang ada di Kabupaten Deiyai kami sebagai Pembina politik dan kami mempunyai harga diri pribadi maupun harga diri Kampung masing-masing sehingga tidak bisa monopoli  surat suara rakyat dalam pemilihan Bupati dan Wakil Bupati kabupaten Deiyai.

Saya jujur juga, Suara-suara masyarakat ini bukan milik Kepala-kepala Desa, tetapi suara Alam dan suara Tuhan dari kampung yang diberika dengan sesungguhnya kepada ke Empat (4) Paslon Bupati dan Wakil Bupati Deiyai pada periode 2018-2023. Siapa yang menang dalam pemilihan ini, dialah yang terbaik  untuk memimpin lima Tahun kedepan dan dialah yang ditunjuk oleh Tuhan dan Alam Deiyai, tuturnya.
 Bapak kepala Desa Watiyai Elkiam Doo waktu yang sama Mengatakan bahwa, kami kepala-kepala desa bukan sebuah permainan  yang bisa dimainkan oleh pemerintah kabupaten Deiyai tetapi kami juga pemerintah terkecil yang bisa memimpin kampung kami masing-masing.

SK kepala Desa diberikan kepada beberapa kampung dari pemerintah Deiyai kami kepala-kepala Desa sulit mengikuti tindakan-tindakan pemerintah seperti ini, tindakan-tindakan yang tidak benar, karena selama saya jadi kepala desa saya belumpernah dengar sistim seperti ini, SK kaget-kaget, saya buka kepala desa Baru, tapi  saya SK lama dari Bupati Paniai, Tandasnya.

Lanjutnya, Kepala-kepala desa kami mempunyai aturan bukan sembarangan sebuah permainan yang bisa dimainnkan. Kami punya etika dan praturan Desa, kami punya masa jabatan, kami bukan Eselon yang dipecat  dan dicopot langsung, kita jangan memanaskan situasi ini dengan seenaknya saja, punggasya.
Masyarakat deiyai bingung dengan kondisi yang memanas ini suda menjalan 4 bulan lebih, maka kami peduli rakyar Deiyai menyampaikan bahwa Pemerintah Deiyai segerah ambil tidakann yang benar berdasarkan Aturan yang berlaku untuk menangani kondisi-kondisi ini, supaya Deiyai menjadi aman dan damai.

Kami tegaskan bahwa, pemerintah Deiyai segerah tangani, terutama Bapak  Bupati karateker, kepala BPMK dan DPRD segerah ambil alih menyelesaikan situasi ini. Kami sampaikan Lebih kepada DPRD Deiyai selalu hilang terus Jika ada masalah,  jika seperti demikian deiyai taruh dimana Kami peduli masyarakat dan alam deiyai binggung terhadap DPRD yang ada 20 Orang itu, Benar DPRD kah bukan hal ini yang selalu terjadi Kabupaten Deiyai !.

Jika kondisi ini tidak ditangani musti akan terpengaruh pada periode berikut dengan Bupati Definitif Deiyai. Kami harap situasi yang tidak benar diciptakan ini segerah selesaikan berdasarkan Aturan yang ada.
 Banyak orang bingung dengan kondisi yang diciptakan ini apakah berdasaran  sesuai aturan, buka?.
Kami harap pemerintah daerah kedepan jangan memikirkan dan menciptakan  kondisi-kondisi seperti ini; yang tidak benar, yang merusak, yang memerkosa daerah dan ini Namanya Pagar Makan Tanaman.  Yeri Madai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here