MANUSIA MEE PUNYA SEJARAH - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Senin, 29 Oktober 2018

MANUSIA MEE PUNYA SEJARAH



Semua manusia punya sejarah, jejarah merupakan peristiwa yang telah lakukan pada masa lampau. Pengalama-pengalaman ini menjamin dan melangkur sebagai sebuah pelajaran yang sangat ampuh dingunakan dalam kehidupan manusia masa sekarang. Mulai dari sejak dilahirkan seorang, itulah mulai dengan sejarah permulaannya. Yang disebut manusia punya sejarah, punya asal usul, punya tata cara kehidupan nenek moyannya, dan sampai dengan orang tua kandungannya hingga hari ini. Jika tidak punya sejarah bukan merupakan sebuah manusia yang hidup.

 Yang bisa dikatakan Manusia merupakan makhluk yang brakal budi mampu menguasai makhluk lain dibumi, karena makluk yang bisa memikirkan hal-hal yang disebut dengan sejarah berkaitan dengan kondisi-kondisinya selama masa tumbuh manusia. 

Manusia Mee punya sejarah, yang dimaksud dengan sejarah dibagi menjadi tiga tahap/ zaman kehidupan sejarah manusia, ini terhitung mulai dari sejak mengkelaim dari Negara-negara klonialisme liberalisme. Tulisan dibawah ini merupakan tulisan kutipan-kutipan dari cerita orang-orang tua kita.

1.      Manusia zaman penjajahan belanda manusia mee berhubungan dengan jaman Tete dan nenek moyan kita dan alamnya.

       Dalam Zaman ini penjajahan pernah hadapi dengan berbagai penjajahan masa itu berkaitan dengan Keterlibatan PBB di Irian Barat sebenarnya bermula sejak terjadinya peristiwa-peristiwa masa lalu. Namun sebenarnya sudah ada sejak lama.  Tetapi karena ada scenarionya melalui pembentukan Komisi PBB untuk Indonesia sehingga sejak itulah lahir sejarah.  Komisi PBB ini pernah hadir di Papua berdasarkan Pertumpaan darah manusia diatas tanah leluhurnya. 

      Untuk memenangkan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA), maka pihak Pemerintah NKRI mulai memainkan peranan Militer sehingga para wakil Bangsa Papua yang akan duduk dalam Dewan Musyawarah PEPERA (DMP) dapat menolak Administrasi Negara Papua Barat dipegang oleh Bangsa Papua Sendiri dan menerima Administrasi itu dikontrol oleh Bangsa Indonesia. 

  Proses persiapan yang dilakukan oleh Bangsa Indonesia yaitu menciptakan Konflik Pemberontakkan bersenjata di Papua lalu dibalas dengan Operasi Militer untuk menumpas habis Bangsa Asli Papua serta menunjuk para peserta DMP kemudian ditampung di suatu penampungan khusus di seluruh Komando Resort Militer (KOREM) di Papua untuk diberi nasehat, terror, intimidasi, rayuan dan bahkan pembunuhan. Selain itu, KOSTRAD pun ikut mengambil bagian dalam persiapan PEPERA.

Kutipan John Anari. 
   Kegagalan Dekolonisasi dan Ilegal Referendum di Papua Barat. Berdasarkan Pasal XVIII Perjanjian New York, dinyatakan secara jelas bahwa Pemerintah Indonesia akan melaksanakan PEPERA dengan bantuan dan partisipasi dari utusan PBB dan Stafnya untuk memberikan kepada rakyat yang ada di Papua kesempatan menjalankan penentuan pendapat secara bebas. Kemudian melakukan konsultasi dengan Dewan-Dewan Kabupaten yang ada di Papua untuk membicarakan metode pelaksanaan PEPERA ini. 

    Selanjutnya, seluruh orang dewasa, baik laki-laki atau perempuan memiliki hak pilih untuk berpartisipasi dalam penentuan nasib sendiri yang akan dijalankan sesuai dengan aturan internasional. Dimana mereka yang punya hak pilih itu adalah mereka yang tinggal di Papua saat Perjanjian New York ditandatangani dan mereka yang berada di Papua ketika PEPERA dilaksanakan, termasuk mereka penduduk Papua yang meninggalkan Papua setelah 1945 dan kembali ke Papua dan menguruskan kembali kependudukannya setelah berakhirnya pemerintahan Belanda. 

        Namun ternyata Pemerintah Indonesia hanya melakukan konsultasi dengan Dewan Kabupaten di Jayapura tentang tatacara penyelenggaraan PEPERA pada tanggal 24 Maret 1969. Kemudian diputuskan membentuk Dewan Musyawarah PEPERA (DMP) dengan anggota yang berjumlah 1026 anggota dari delapan kabupaten, yang terdiri dari 983 pria dan 43 wanita. 

        Yang mana, para anggota DMP itu ditunjuk langsung oleh Indonesia (Tidak melalui Pemilihan Umum di tiap-tiap Kabupaten) dan dibawah intimidasi serta ancaman Pembunuhan oleh Pimpinan OPSUS (Badan Inteligen KOSTRAD) Mr. Ali Murtopo.  

        Sedihnya lagi, para anggota DMP itu ditampung di suatu tempat khusus dan dijaga ketat oleh Militer sehingga mereka (anggota DMP red) tidak bisa berkomunikasi atau dipengaruhi oleh keluarga mereka. Setiap hari mereka hanya diberi makan nasehat supaya harus memilih bergabung dengan Indonesia agar nyawa mereka bisa selamat. 
 
Sejarah-sejarah yang pernah terjadi di papua ini sudah Orang Mudah yang ada di 7 (TUJUH) Wilayah Adat di Pulau Papua, telah dicatat sehingga sejarah mendorong orang muda selalua menewaskan dan memberikan nyawa dara, Diatas tanahnya sendiri oleh Alat Negara NKRI.

Konferensi Meja Bundar di Belanda, yang akhirnya menghasilkan persetujuan penyerahan kedaulatan dari Belanda ke Federasi Indonesia yang dipimpin oleh pimpinan monopoli mayor Presiden Soekarno. 

Kata Referendum atau Plebisit berasal dari bahasa Latin yaitu plebiscita yang berarti pemilihan langsung, dimana pemilih diberi kesempatan untuk memilih atau menolak suatu tawaran/usulan. 

Di Indonesia sering disebut Jajak Pendapat sedangkan di Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) disebut Penentuan Nasib Sendiri (Self Determination). Namun pada saat penanda-tanganan Perjanjian New York di Markas PBB tanggal 15 Agustus 1962 dirubah kata Self Determination menjadi Act of Free Choice yang berarti Pemilihan Bebas. Sedangkan di Indonesia disebut Penentu Dari pasal 18 di atas terlihat secara nyata bahwa PBB harus terlibat dalam proses persiapan hingga pelaksanaan Penentuan Nasib Sendiri tetapi nyatanya PBB telah meninggalkan Papua karena PBB berada di Papua Barat hanya 6 (enam) bulan saja (1 Oktober 1962 – 1 Mei 1963). Pendapat Rakyat atau disingkat PEPERA.

Dalam zaman ini manusia mee pernah hadapi berbagai penjajahan dengan Negara ini terutama penjajahan yang biasa dikatakan dengan penjajahan brutal Negara Republiik Indonesia. Dalam penjajahan ini pernah menewaskan manusia mee beberapa orang dalam Tujuh (7) Wilayah mulai  dari kepalah burung sampai dengan kapal batas Negara tetangga Papua New Guinea (PNG) .

2.      Penjajahan Mulai dari Orang-orang tua hingga detik ini.
         Dalam ini manusia mee berhubungan dengan Orang tua-orang tua sekarang. Dalam zaman ini manusia mee pernah hadapi berbagai penjajahan dengan Negara ini terutama penjajahan yang biasa dikatakan dan mulai dari penjajahan pada tahun 1969. 

      Penjajahan ini pernah menewaskan manusia mee beberapa orang terutama GARIS ADII di puncak Iyadimi tempatnya kapal batas Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Deiyai. Dan WUDIPODE ADII menewaskan di Teneii Pidime, distrik Tigi Timur tepatnya di Desa Egepakigida Kabupaten Deiyai. Garis Adii dan Wudipode Adii tewas pada Tahun 1969.
    
      Tulisan ini, yang umumnya didasarkan atas dokumen-dokumen PBB yang sebelumnya dirahasiakan, berusaha mengevaluasi kembali peristiwa-peristiwa sekitar pelaksanaan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA).
      
    Di New Guinea Barat (Irian Barat, atau dikenal dengan Papua sekarang ini) yang berlangsung pada bulan Juli dan Agustus 1969. Secara lebih khusus, saya bermaksud untuk menjelaskan peranan PBB di dalam kegiatan politik itu, dan membahas apakah PBB telah memenuhi tanggung jawabnya terhadap rakyat Papua.

3. Manusia zaman setelah kemardekaan ini hal berhubungan dengan manusia mee masa sekarang yang brarti saat ini.
     Manusia hidup berdampingan dengan sejarah, Berangkat dari pengalama-pengalam sejarah itu membuat kita tetap mengingat sejarah. Ketika saya berada di SMP YPPK Waghete kelas 2 pada Tahun 2006 teman saya tewas kena peluru senjata, tembakan jitu dari TNI. Terjadi ini depan saya ketika pulang sekolah Atas Nama Moses Douw. Moses Douw sedang pulang sekolah dan iya lengkap menggunakan dengan serangam SMP-nya.
     
      Memang benar janji dan tujuan dari Indonesia digenapi, darah, daging dan nadi-nadi bangsa Papua Barat telah usai, dimakan urat waktu oleh Alat Negara NKRI. Dan  telah kelabui Anak-anak sekolah dan anak-anak terlantar dijamin oleh Negara. Meraampas darah daging seorang memang Indonesia ini telah melengkapi janji-janjinya, Namun jangan menyerah Jalan menuju Roma Banyak Jalan.  
    
    Sejarah Papua Masih jalan, Penumpaan Darah di Enarotali ibu kota kabupaten Paniai pernah tewas 4 Orang pada 08 Desember 2014. Mereka Empat kubur di Lapangan Upacara Enarotali Ibu Kota Paniai. Dalam tahun Penjajahan ini kita harus pahami benar-benar bahwa manusia mee harus pulang dihadapannya. Kondisi yang tidak bisa, bisa bagi yang punya sejarah dan yang punya darah. Darah manusia selalu pergi dihadapannya.
       
      Masih berjalan juga bahwa Memeras darah dan daging Orang papua selalu dan sedang bertumpaan darah terguling di bumi Papua Barat. Bomou berdarah di Kota Wagete ibu kota kabupaten Deiyai pada Tahun 2017. Bomou berdarah ini pernah terjadi, Empat orang luka berat, dan seorang tewas tidak nyawa lagi. Dimakan oleh Alat Negara Pemerintah Indonesia.
       
 Cerita masih lanjut, pemerintah indoneia dimakan seorang pegawai Negeri Sipil, iya pegawai di kantor Perhubungan faam Pekei, ketika iya menjalankan tugasnya, menjaga dan mengawasi berkendarahan di pasar Waghete, ibu kota kabupaten Deiyai, pada 2018.
      
   Sekian banyak cerita ini, Mari kita menunggu Tujuan kemerdekaan dari Tuhan, nantinya bagimana kita akan bebas dari Keterpurukan ini. Saya mengungkapkan dengan serius dan perasaan yang sangat menyusuk hati yang  dalam. Manusia pasti kita pergi dihadapan Tuhan namun mengapa manusia bisa menewaskan oleh Alat Negara NKRI?, sebelum Tuhan memanggilnya, mengapa mereka jemputnya pergi?.  Papua pasti Merdeka namun saatnya yang belum menentukannya. Pertumpaan darah manusia Papua Barat, pasti Tuhan tahu.

Mari kita pergi berorasi selama kita ada, dan untuk mengenang demi Tanah leluhur kita Papua Barat.  Yerino Madai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here