Ternyata setiap kali kapal masuk disetiap dermaga atau pelabuhan, para pemuda/i maupun masyarakatat melakukan sesuatu hal yang buruk yakni membeli minuman baik minuman lokal maupun minuman toko demi mempersiapkan ketika kapal masuk di dermaga. Tujuannya ialah bukannya untuk menjual, namun mereka membawa kedalam kapal dan ketika kapal berangkat masyarakat dan pemuda/i mempersiapkan tempat dan melakukan mabuk-mabukan alias berfoya-foya diatas kapal.
Hal ini bukan sering dilakukan oleh para Pemuda/i maupun masyarakat. Namun, setiap kapal masuk pasti mereka melakukan hal tersebut. Jangan kita menganggap bahwa hal ini tidak pernah terjadi atau sering terjadi di atas kapal. Namun kenyataan memang telah terjadi ketika kapal masuk mereka melakukan mabuk-mabukan di atas kapal.
Ketika mereka mabuk-mabukan diatas kapal, tentunya mereka akan melakukan pertengkaran atau mencari masalah dengan para penumpang yang sedang duduk santai atau mereka yang menikmati makanan diatas kapal. Yang menjadi masalah ialah mengapa mereka mengganggu para penumpang yang sedang duduk-duduk santai atau yang sedang menikmati makanan diatas kapal?
Pertengkaran yang sering terjadi diatas kepal yakni bagian Kafitari. Kafitaria menjadi tempat sasaran bagi mereka yang mabuk-mabukan. Kejadian ini pastinya terjadi di bagian kafitaria tidak ada di bagian tempat lain. Jadi bagi para penumang yang sedang menikmati makanan maupun sedang duduk-duduk santai pastinya akan mendapatkan ancaman dari para pemabuk.
Kejadian ini sering dilakukan oleh para Generasi Muda Papua. Bukan orang/masyarakat pendatang. Hal ini sangat disayangkan sekali bagi kami Orang Papua. Dan kebiasaan ini telah menjadi kebiasaan atau kebudayaan moderen Orang muda Papua. Apabila hal ini dilakukan oleh Orang Muda Papua secara terus-menerus maka dengan tanpa sadar Orang Muda Papua akan punah atau habis dari Tanah Papua ini.
Jangan kita berpikir bahwa permasalah ini akan hilang dengan sendirinya. Namun, permasalah ini akan terus dilakukan oleh generasi-generasi muda papua yang sedang berkembang baik yang masih berada di bangku pendidikan maupun mereka yang telah menjadi bujangan. Sangat disayangkan sekali ketika hal ini terus-menerus berkembang tanpa melihat waktu berakhirnya.
Dengan demikian, Generasi Muda Papua selalu hancur di dalam kapal. Mereka selalu melakukan mabuk-mabukan diatas kapal. Yang lebih mustahil ialah ketika mereka telah mabuk malah mereka sendiri melakukan pertengkarang yakni baku pukul diatas kapal. Sedangkan orang pendatang tidak melakukan hal yang dilakukan oleh Orang Papua. Orang Pendatang tinggal tertawa dan melihat mereka yang mabuk-mabukan. Jika hal ini dianggap seperti begitu, maka harkat dan martabat Orang Papua dikecilkan oleh mereka.
Kadang-kadang orang berpikir bahwa Orang Papua rusak itu berada di setiap daerah-daerah bukan hanya disitu saja. Namun, kejadian ini juga biasa dilakukan diatas kapal. Jadi karakter ini selalu dibawah-bawah terus tanpa mengingat batas waktu. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa kapal adalah pembawa perusak bagi Orang Papua.
Oleh karena itu, keberadaan Orang Papua saat ini sangat-sangat parah alias rusak. Mengapa saya bisa katakan demikian? Kita bisa melihat disekitar lingkungan kita, pastinya Orang Papua melakukan Kriminalitas diimana-mana. Jangan kita heran dengan permasalahan ini. karena permasalahan ini memang telah menjadi darah daging bagi kehidupan Orang Papua.
Dengan demikian, dengan permasalah ini pasti kita akan mendengarkan bahwa Pemerintah tidak tegas dan aparat keamanan juga tidak tegas. Saya rasa aparat keamanan telah tegas. Namun karena keberadaan mereka yang salah. Artinya bahwa ketika pihak kepolisian telah melakukan teguran keras kepada mereka yang mabuk-mabukan. Memang mereka telah mendengarkan, namun mereka akan melakukan hal yang sama. Maka hal ini telah menjadi darah daging dalam hidup mereka.
Kebiasaan-kebiasaan ini telah terbawa kepada generasi-generasi kecil yang semantara ini masih berada di bangku pendidikan. Jika hal ini telah terbawa kepada generasi-generasi ini maka ancaman berat telah muncul lagi. Maka hal ini jangan dibiarkan dengan begitu saja. Permasalahan ini bukan tanggung jawab satu orang saja, namun permasalahan ini untuk kita semua.
Apabila sumber daya manusia habis maka lengkaplah kita semua. Dengan permasalahan hangat ini, musti kita harus mempertanggung jawab dengan seksama. Jangan kita membiarkan satu orang yang mengurus permasalahan ini. Namun, permasalahan kita harus perluh menyelesaikan dengan sama-sama.
Dengan demikian, Orang Papua akan aman ketika diberi pengawasan yang ketat dan bila perluh diberi satu lembaga khusus kepada mereka yang mondar-mandir alias mabuk-mabuk dan harus diberi pembinaan yang khusu kepada mereka. Jika ini terjadi maka, Orang Papua akan lebih aman diatas tanah ini.
Sumber: Pesan FB Obrolan Alexander Gobai,
Penulis: (Tamatan 2012 dari SMA Adhi Luhur Nabire-Papua),
Tidak ada komentar:
Posting Komentar