GUBERNUR PAPUA LUKMEN SEBAGAI TOLAK UKUR PAPUA SELAMA 5 TAHUN MENDATANG, DAN SEKALIGUS PENENTU STATUS POLITIK PAPUA BARAT - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Jumat, 15 Februari 2013

GUBERNUR PAPUA LUKMEN SEBAGAI TOLAK UKUR PAPUA SELAMA 5 TAHUN MENDATANG, DAN SEKALIGUS PENENTU STATUS POLITIK PAPUA BARAT


Gubernur Papua yang telah terpilih pada minggu lalu dan akan memimpin periode 2013-2018 merupakan tolak ukur penentu masa depan papua dan penentu status politik papua Barat atau (Negara West Papua) itu sendiri.

Pernyataan Lukas Enembe faforit rakyat papua yang merebut  dan memberi suara lebih dari 1 Juta lebih, melalui berita RRI Edisi pagi ini jumat 15/2, jalur  frekuensi 901 FM, Lukas menyatakan bahwa,“Tetap Pertahankan Papua dalam  bingkai NKRI dan demi keamanan  yang kami mempertimbangkan dan kami juga akan mengamankan orang-orang yang mengatakan Refrendum dan merdeka.

Lanjutnya Lukas Enembe bahwa demi menjaga ke ‘utuhan’ maka kami harus membuat dan menuburkan keamanan di seluruh daeraha pelosok tanah papua serta memperluas wilayah-wilayah keamanan, dengan tegas Lukas yang baruh terpilih Gubernur itu.

Ketika mendengar berita itu salah seorang disamping saya yang berada  tokoh masyarakat tarik napas berlahan dan mengatakan, “jika gubernur yang terpilih (LUKMEN) ini  mengambil tindakan sedemikian maka papua jadi akan tinggal nama yang biasa menyebut “Melanesia” atau suku kulit hitam yang berada di Indonesia timur Papua”.

Lanjutnya, jika papua ini dalam bingkai NKRI maka masalah-masalah yang sedang hadapi oleh masyarakat papua akan berkembang sesaat saja dengan melihat kerinduan orang papua yang selalu berdoa untuk entitas, identitas, sebagai orang papua itu.

Tambahnya kami sebagai orang papua tidak butuh pengamanan dari pihak tertentu untuk papua namun kami butuh kami sendiri, papua ini berkembang dan tidaknya, konflik dan tidaknya atau pun merdeka sepenuh dan tidaknya, ditangan Orang papua bukan siapa-siapa.

Kata trakhir dari masyarakat itu bahwa, “Saya ini Papua dan Hati-Ku Pun Papua Maka Saya adalah Bebar-benar Manusia Papua, Namun tetapi Saya Orang adalah Papua Tetapi Hati-Ku Indonesia Maka Memang Saya adalah Benar-benar Orang Indonesia”.

“Jika Saya Ambil Tindakan Sebagai Orang Papua Tetapi Hasil Akhir Buatannya Model Indonesia Maka Saya Orang Indonesia, dan Sebaliknya Saya Mengambil Tindakan Bergaya Papua dan Hasil Juga Terbentuk Model Papua Maka Memang Saya adalah Benar Manusia Asli Papua”.

Tekanan-tekanan yang dilakukan oleh TNI dan Polri Indonesia sangat-sangat mengecewakan bagi bangsa asli atau bangsa pribumi papua. Kami sebagai masyarakat Papua mengimbahu kepada kepala-kepalah daearah bahwa jika sistim birokrasi pemerintahannya di jalankan berdasarkan sistim Indonesia maka  papua tidak akan berkembang selama hidup dengan Indonesia dan walaupun sistimnya pake sistim Indonesia maupun gaya pelaksanaannya berdasarkan gaya papua maka papua akan ada perubahan tipis.

Saya belum pernah mendenganr selama saya hidup di bumi ini bahwa “Jika dibantahi, dikecili, ditindas disiksa, dan dibunuh suatu bangsa maka bangsa itu akan aman dan hidup berkembang dalam segala bidang, tapi saya pernah dengar bahwa bangsa akan tak ternama di hadapan bangsa lain di dunia”.

Mari kita menyaksikan bersama-sama pelaksanaan pemimpin kita pemerintahan provinsi papua lima tahun kedepan yang bergaya “Gaya LUKMEN”, apakah gaya papua atau gaya Jawa Indonesia. (Yegema).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here