ISLAM DI PAPUA NUGINI MULAI DITERIMA WARGA - Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa  Alas Kaki

Langkah-Ku Tanpa Alas Kaki

test banner

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Selasa, 14 April 2015

ISLAM DI PAPUA NUGINI MULAI DITERIMA WARGA



Oleh Nurayu Prelia dan Ali Farkhan Tsani*

islami
Perkembangan agama Islam mulai mendapat tempat di hati warga Papua Nugini (Papua New Guinea), sebuah negara tetangga, yang sama-sama berada di Pulau Papua dengan Provinsi Papua, provinsi paling timur Indonesia. Kedua negara mempunyai perbatasan darat. 

Papua Nugini dengan ibukota Port Moresby, adalah sebuah negara dengan pegunungan dan hutan, pernah dijajah Belanda, Jerman, dan Inggris secara berturut-turut. Sebelum kemudian diserahkan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sampai kemerdekaannya pada tahun 1975. 

Islam pertama kali datang ke Papua Nugini dibawa oleh buruh muslim yang pertama kali tiba sekitar tahun 1972. Diikuti oleh diplomat dari Malaysia dan Indonesia, yang datang setelah negara itu merdeka 1975. Dari situ mereka memulai aktivitas dakwah mengenalkan Islam di negara ini.

Pada tahun 1981, terbentuk Asosiasi Muslim Papua Nugini dengan tujuan utama untuk melayani keperluan umat Islam. Asosiasi antara lain membawahi Bagian Pemuda, Bagian Urusan Perempuan dan Bagian Publikasi .

Dalam rangka mengkoordinir kegiatan dakwah secara lebih baik, kaum muslim Papua Nugini mendirikan sebuah Islamic Center pada tahun 1988. Kegiatan Islamic Center dibantu Dewan Dakwah Asia Tenggara dan Pasifik berbasis di Malaysia. Kementerian Urusan Islam Saudi Arabia pun membantu dengan mengirimkan imam untuk memimpin shaat dan ibadah di Islamic Center Papua Nugini.

Kemudian pada tahun 1996 didirikan tiga Islamic Center atas bantuan Liga Muslim Dunia (Rabithah Alam Islamy) berpusat di Makkah. Rabithah bekerjasama dengan Kedutaan Besar Indonesia di Papua Nugini membangun masjid agung berkapasitas 1.500 jamaah.

Seiring perjalanan waktu, tahun-tahun berikutnya jumlah penduduk asli Papua Nugini yang masuk Islam semakin bertambah. Pada tahun 2000 jumlah umat Islam telah meningkat menjadi 2.000 orang. Jumlah itu pun terus meningkat, meskipun banyak hambatan.

Pada tahun 2014 sekarang ini menurut Islamic Center di Port Moresby, penduduk muslim di Papua Nugini berjumlah sekitar 4.000 orang.


Islam Mudah Diterima
Menurut ulama setempat, Islam di Papua Nugini berkembang pesat di wilayah dataran tinggi khususnya di Provinsi Simbu. Mereka yang masuk Islam berasal suku Melanesia, yang dulunya sebagian besar penduduknya adalah pemeluk agama Kristen.

Para penduduk setempat menganggap bahwa ajaran Islam itu lebih baik dan lebih mudah diterima jika dibandingkan dengan ajaran Kristen. Umpamanya, adat mereka terbiasa menghindari minuman keras dan makanan atau minuman yang memabukkan lainnya. Nah, hal itu mereka peroleh juga dari ajaran Islam.
Mereka warga setempat terbiasa menjaga jarak hubungan antara wanita dan pria. Hal tu pun mereka dapatkan dalam ajaran Islam.

“Banyaknya warga setempat yang masuk Islam bukan karena mereka tidak suka dengan agama lain. Akan tetapi di dalam ajaran Islam mereka merasa lebih nyaman,” kata Khalid, seorang imam masjid yang menerima pelatihan dakwah di Malaysia.

Menurutnya, praktik Islam jauh lebih mudah daripada agama-agama lain. Seperti, dalam agama Islam diajarakan bahwa masing-masing penganutnya dapat berdoa secara langsung kepada Tuhannya. Tidak perlu dititipkan kepada pendeta.

“Warga pemeluk Islam merasakan bahwa Allah Tuhan mereka tidak hanya ada di dalam tempat ibadah masjid, tetapi juga ada di mana-mana. Jadi, kalau mau berdoa tidak harus di masjid saja, tetapi ternyata bisa juga meminta kepada Tuhan di luar masjid,  seperti di rumah, di bawah pohon, di mana saja,” ujar Khalid.

 
Banyak warga tertarik pada Islam karena memang memiliki banyak kesamaan dengan adat Melanesia, kata Isa Teine, Sekretaris Umum Papua Nugini untuk Masyarakat Islam.

“Ketika kami memeluk Islam, kami diajarkan saling memberi salam dan saling manyapa. Kami warga di sini biasa saling berjabat tangan ketika berjumpa dan sebelum meninggalkan. Ini ada dalam Islam, sehingga sebagian besar dari budaya kita adalah Islam,” katanya.

Ada lagi, menurutnya, yaitu soal poligami, beristeri lebih dari satu. Dalam syariat Islam diperbolehkan memiliki isteri lebih dari satu, sampai maksimal empat istri. Sebelum Islam datang, orang-orang di sini sudah biasa memiliki dua, tiga sampai empat istri.

Itulah maka, agama Islam mudah diterima dan berkembang cukup pesat di sini. Jadi, sangat mudah untuk warga Papua Nugini memeluk Islam, tambahnya.

Isa Teine memprediksi,  dalam kurun waktu 20 sampai 30 tahun mendatang, agama Islam akan menyebar di seluruh Papua Nugini.

Saat ini, terdapat 15 pusat-pusat pengajaran Islam yang ada di Papua Nugini, dan pada setiap pusat dipimpin oleh seorang imam.

Banyak pemuda muslim Papua yang mendapatkan beasiswa untuk belajar ke luar negeri, seperti ke Malaysia, Arab Saudi dan Fiji. Setelah mereka kembali ke kampung halamannya, mereka menjadi guru, ulama serta ahli hukum Al-Qur’an. (L/R1/R2).

*Penulis, Nurayu Prelia (Santri Program Bahasa Pesantren Al-Fatah Lampung)
*Ali Farkhan Tsani (Redaktur Mi’raj Islamic News Agency) Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

(http://mirajnews.com/id/artikel/feature/islam-di-papua-nugini-mulai-diterima-warga/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here